Bisnis perdagangan di dunia maya atau e-commerce semakin menggeliat. Di Indonesia, bisnis ini bahkan seperti menjadi trend, khususnya bagi generasi muda. Hal ini disebabkan oleh mudahnya mengelola bisnis ini lewat ponsel pintar di rumah. Selain itu, ada banyak sekali kemudahan lain yang ditawarkan jika memulai bisnis ini.
Berbagai Hal yang Harus Dipelajari Saat Memulai Bisnis E-Commerce
Bisnis e-commerce tak hanya tentang membuka toko online dan menunggu pembeli berdatangan. Dalam realitanya, kita harus memperhatikan beberapa hal lainnya agar toko bisa laris dan memberikan keuntungan.
Berikut adalah berbagai hal yang harus kita perhatikan tersebut.
1. Media Sosial
Siapa sih yang tidak memakai media sosial di zaman internet seperti sekarang ini? Dalam realitanya, kehidupan manusia seperti sudah terkait erat dengan media sosial layaknya Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan lain-lain. Tak hanya sebagai tempat untuk menunjukkan eksistensi diri, dalam realitanya media sosial juga bisa dipergunakan untuk membuka dan meningkatkan toko online.
Mengelola promosi toko online di media sosial bisa dijadikan pilihan yang bijak karena tidak membutuhkan modal besar sekaligus bisa meningkatkan penjualan dengan efektif.
2. Memperhatikan Iklan
Memang, berjualan di e-commerce terkadang tidak perlu membuat kita mengeluarkan biaya iklan, namun jika ingin membuat jualan kita semakin dikenal dan laris, tentu tak ada salahnya untuk memasang iklan. Tak harus berupa iklan berbayar, kita juga bisa memasang iklan di media sosial, khususnya di grup atau komunitas. Meski begitu, terkadang memasang iklan berbayar juga bisa memberikan manfaat lebih besar.
3. Memperhatikan Konsep Belanja di Swalayan
Meski bisnis e-commerce diterapkan agar kita bisa berbelanja kapan saja dan di mana saja, ada baiknya kita memperhatikan konsep belanja di swalayan demi mengetahui bagaimana pelanggan mencari barang yang diinginkannya. Kita pun bisa menentukan trend atau barang-barang yang sepertinya laris atau dicari oleh banyak pelanggan sehingga bisa menentukan promosi yang tepat.
4. Memperhatikan Konsep C2C
Konsep C2C atau customer to customer diterapkan di e-commerce. Konsep ini berupa barang segera dikirimkan ke pembeli setelah transfer selesai dilakukan. Biasanya, sistem ini juga didukung dengan adanya rekening bersama yang disediakan oleh bank. Hal ini bisa menjamin keamanan transaksi sekaligus menurunkan risiko terjadinya penipuan.
5. Konsep B2C
Banyak e-commerce yang menerapkan konsep B2C atau business to cunsomer. Hal ini berarti, pengelola e-commerce menjual langsung produknya ke pelanggan layaknya produsen atau pengelola toko pusat. Meski hal ini mudah untuk dilakukan, kita juga masih harus cermat dalam mengelola situs, mengelola stok barang, proses transaksi, dan lain-lain.
Bisnis e-commerce juga tidak bebas dari risiko munculnya penipuan. Demi mencegah hal ini, sebaiknya kita mengeceknya di sini terlebih dahulu. Selain itu, kalau Anda memiliki pengalaman dalam mengelola e-commerce, jangan ragu untuk menceritakannya di kolom komentar, ya?
Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Baca juga: Kesalahan Umum dalam Bisnis E-Commerce.